ABSTRAK
Redundansi waktu pengalihan sangat penting untuk mengoptimalkan kinerja sistem siaga, di mana periode redundansi dimulai setelah kegagalan unit operasi daring, yang mengharuskan unit siaga untuk aktif dalam interval waktu acak yang ditentukan untuk memastikan kelangsungan operasional. Makalah ini mengkaji sistem siaga hangat dua unit yang mengintegrasikan redundansi waktu pengalihan. Kegagalan sistem dapat terjadi karena kegagalan kedua unit secara bersamaan atau kegagalan aktivasi unit siaga dalam periode redundansi yang diizinkan. Model sistem siaga hangat yang diusulkan dengan redundansi waktu pengalihan sangat relevan dalam aplikasi kritis, seperti rumah sakit, di mana generator cadangan sangat penting untuk mempertahankan pasokan daya berkelanjutan ke sistem pendukung kehidupan dan fungsi penting lainnya. Tujuan utama kami adalah mengidentifikasi waktu pengalihan yang optimal untuk transisi unit siaga ke mode daring, dengan mencapai keseimbangan antara trade-off utama: aktivasi dini dapat menyebabkan keausan berlebihan dan peningkatan biaya operasional, sedangkan aktivasi yang tertunda dapat mengakibatkan waktu henti yang merugikan. Kami mengusulkan strategi pengalihan yang ditujukan untuk (a) memaksimalkan masa pakai sistem yang diharapkan dan (b) memaksimalkan laba operasional yang diharapkan. Contoh numerik menggambarkan penerapan praktis dari strategi ini dan menawarkan panduan berharga untuk manajemen operasi yang efektif dalam sistem siaga hangat.
